Minta Jajarannya Gercep Tangani Musibah Di NTT Dan NTB Jokowi: Korban Harus Segera Dievakuasi, Akses Kudu Cepat Dibuka

Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat evakuasi korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor, akibat siklon tropis Seroja di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Saya minta Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Kepala Basarnas dibantu Panglima TNI dan Kapolri mengerahkan tambahan personil SAR. Sehingga, dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak dan wilayah terisolir,” tegas Jokowi dalam rapat terbatas Penanganan Bencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet Indonesia Kerja secara langsung, dan terhubung dengan para gubernur dan bupati yang wilayahnya terdampak bencana, Selasa (6/4). 

Rapat ini ditayangkan secara live streaming melalui kanal YouTube.

“Saya juga minta menteri PUPR untuk mengarahkan alat-alat berat dari berbagai tempat dan jika jalur darat masih sulit ditembus. Saya juga minta dipercepat pembukaan akses baik melalui laut maupun udara,” ujar Jokowi.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, sedikitnya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah NTT. Rinciannya: Kabupaten Lembata (67), Flores Timur (49), dan Alor (12).

Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor (28), Flores Timur (23), dan Lembata (21).

Sementara total warga mengungsi, berjumlah 8.424 warga atau 2.019 kepala keluarga (KK). Sedangkan total warga terdampak, berjumlah 2.683 orang atau 1.083 KK.

Lokasi pengungsian terbesar ada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256.

 

Siklon Tropis Seroja juga mengakibatkan sejumlah kerugian, antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Di NTB, siklon tropis Seroja mengakibatkan 7 kecamatan dan 34 desa terdampak banjir. Antara lain di Kecamatan Madapangga, Bolo, Woha dan Monta di Kabupaten Bima.

Bencana tersebut mengakibatkan 27.808 jiwa terdampak (9.245 KK), 4.643 rumah terendam, 3 jembatan penghubung rusak.

Banjir juga menggenangi 6 fasilitas pendidikan, 3 lokasi perkantoran dan tempat ibadah. Juga 294 hektare lahan pertanian serta 25 hektare lahan perikanan.

Banjir di NTB menyebabkan 2 orang meninggal dunia karena hanyut, dan 23.759 orang mengungsi sementara ke daerah yang lebih tinggi. [HES]

]]> Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat evakuasi korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor, akibat siklon tropis Seroja di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Saya minta Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Kepala Basarnas dibantu Panglima TNI dan Kapolri mengerahkan tambahan personil SAR. Sehingga, dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak dan wilayah terisolir,” tegas Jokowi dalam rapat terbatas Penanganan Bencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet Indonesia Kerja secara langsung, dan terhubung dengan para gubernur dan bupati yang wilayahnya terdampak bencana, Selasa (6/4). 

Rapat ini ditayangkan secara live streaming melalui kanal YouTube.

“Saya juga minta menteri PUPR untuk mengarahkan alat-alat berat dari berbagai tempat dan jika jalur darat masih sulit ditembus. Saya juga minta dipercepat pembukaan akses baik melalui laut maupun udara,” ujar Jokowi.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, sedikitnya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah NTT. Rinciannya: Kabupaten Lembata (67), Flores Timur (49), dan Alor (12).

Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor (28), Flores Timur (23), dan Lembata (21).

Sementara total warga mengungsi, berjumlah 8.424 warga atau 2.019 kepala keluarga (KK). Sedangkan total warga terdampak, berjumlah 2.683 orang atau 1.083 KK.

Lokasi pengungsian terbesar ada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256.

 

Siklon Tropis Seroja juga mengakibatkan sejumlah kerugian, antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Di NTB, siklon tropis Seroja mengakibatkan 7 kecamatan dan 34 desa terdampak banjir. Antara lain di Kecamatan Madapangga, Bolo, Woha dan Monta di Kabupaten Bima.

Bencana tersebut mengakibatkan 27.808 jiwa terdampak (9.245 KK), 4.643 rumah terendam, 3 jembatan penghubung rusak.

Banjir juga menggenangi 6 fasilitas pendidikan, 3 lokasi perkantoran dan tempat ibadah. Juga 294 hektare lahan pertanian serta 25 hektare lahan perikanan.

Banjir di NTB menyebabkan 2 orang meninggal dunia karena hanyut, dan 23.759 orang mengungsi sementara ke daerah yang lebih tinggi. [HES]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories